Hhhmmm..... ini dimulai karena aq ngotot suatu siang beberapa hari yang lalu mau searching2 ransel disalah satu toko di Pekanbaru. G nyangka, ternyata habis dari sana aq malah mendapat trauma mendalam tentang penjual tokonya... Sampe2 terbawa mimpi esok malamnya... Hhhhhfffffttttt...... G deh kesana lagi....
Jadi ceritanya pas nyampe disana para pelayan toko sudah menyambut dengan "kk, mau cari tas ya....". Aq pun mengangguk sembari tersenyum dan meneruskan langkahku untuk masuk. Setelah melangkahkan kaki masuk ketokonya dan mulai menerawang kedinding toko melihat koleksi ranselnya yang tergolong banyak dan variatif, aq semakin tertarik untuk menjajal semua koleksi ransel mereka. Namun perlahan tapi pasti perasaanku berubah jadi takut, tertekan dan stres setelah semua orang, mulai dari sang nenek, ibu, anak dan pelayan-pelayan toko itu memborondong ku dengan sejuta pertanyaan. "Mau cari tas apa dek?”, “Tas laptop ya?, atau tas biasa?”, “Sekarang kita lagi ada promo lho diskon…”, “Mau yang seperti apa?, o… mau yang warna hijau”. “Yang itu bagus lho, produk baru, baru keluar”. “Fungsi tasnya untuk apa?, tas laptop ya? Atau untuk kuliah atau tas biasa aja?”. “Untuk semua keperluan”, jawabku akhirnya.
Ku fikir setelah memberikan jawaban itu mereka akan membiarkanku melihat-lihat dan memilih-milih sendiri dengan leluasa dan meraba-raba kira-kira ransel mana yang match untuk semua kebutuhanku. Tetapi ternyata aku salah. Mereka mulai lagi memberikan saran-saran dan menunjukkan ransel-ransel yang sekiranya aku suka. “Apakah yang ini, yang ini, atau yang ini, yang hitam polos aj?, yang coklat atau yang ada garisnya?”. Aaaaarrrrgggghhhhhh…………. Bisa g sih membiarkan ku memilih sendiri. Merasakan feel dari setiap ransel itu sehingga aku tau mana yang benar-benar match dengan kebutuhan dan jati diriku. Akhirnya aku bête dan menyerah untuk melanjutkan pencarianku. Yang kufikirkan saat itu hanyalah, bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari sini dan mengakhiri mimpi buruk ku ini. “hhhmmm….. liat-liat dulu aja deh buk”, kataku akhirnya. Untungnya dia menjawab “iya silahkan, g apa-apa”, dan tidak dengan dengusan.
Jadi pesanku untuk para penjual, biarkan customer mu berbelanja dengan nyaman, berikan dia ruang gerak dan waktu untuk mengekspresikan keinginannya ke dalam produk yang kamu miliki. Dengan begitu akan ada mix n match antara produk mu dan pembeli sehingga harga pun bisa disepakati. Wkwkwkwk…. G nyambung y… Tapi itulah maksudnya :)